Peningkatan Kasus Malaria di Rohil, Pemprov Riau Desak Penetapan Status Darurat

Peningkatan Kasus Malaria di Rohil, Pemprov Riau Desak Penetapan Status Darurat
Ilustrasi (Foto: Dok Halodoc)

Riauaktual.com – Jumlah kasus malaria di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) terus meningkat hingga mencapai 1.660 kasus per 28 September 2024, yang memicu kekhawatiran di kalangan pemerintah daerah dan masyarakat.

Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rohil untuk segera menetapkan status darurat malaria agar penanganan dapat dilakukan lebih efektif.

Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan (Dinkes) Riau, Syarifah Dewi Handayani, mengungkapkan bahwa kasus malaria terbanyak ditemukan di Kelurahan Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Rohil.

"Tingginya angka ini sudah menjadi perhatian serius, terutama karena wilayah Panipahan merupakan daerah endemik yang terus mengalami peningkatan kasus," ujar Syarifah, Senin (30/9/2024).

Sebelumnya, pada tahun 2021, Pemkab Rohil telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk menangani lonjakan kasus malaria. Namun, meski KLB sudah diberlakukan, angka infeksi tidak menunjukkan penurunan yang signifikan hingga kini.

Kondisi ini juga menarik perhatian pemerintah pusat, dengan Kementerian Kesehatan turun tangan mengirim tim khusus untuk melakukan survei lapangan bersama Dinkes Riau dan Dinkes Rohil. Tim ini akan memantau kondisi di lapangan dan mengidentifikasi upaya penanganan yang lebih terfokus.

Selain Rohil, peningkatan kasus malaria juga terdeteksi di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), di mana hingga 29 September 2024 telah tercatat 34 kasus.

"Inhil juga mengalami peningkatan dan kami mendorong agar segera menetapkan status KLB untuk mengatasi kondisi ini," tambah Syarifah.

Menanggapi lonjakan kasus ini, Syarifah mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga kebersihan lingkungan.

"Penyakit malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles yang berkembang biak di genangan air yang kotor dan lembab. Oleh karena itu, penting untuk membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, terutama di wilayah endemik," jelasnya.

Syarifah juga menyarankan warga untuk rutin menggunakan obat nyamuk dan mengambil langkah pencegahan lainnya.

"Hindari keluar rumah pada sore hingga malam hari, karena saat itulah nyamuk Anopheles paling aktif. Jika harus keluar, gunakan kelambu atau obat nyamuk sebagai perlindungan ekstra," sarannya.

Dengan situasi yang semakin mengkhawatirkan, Pemprov Riau berharap Pemkab Rohil dapat segera menetapkan status darurat malaria, sehingga penanganan bisa lebih terkoordinasi dan terfokus. Langkah ini diharapkan mampu menekan jumlah kasus dan mencegah penyebaran lebih luas di wilayah lainnya.

Berita Lainnya

index