Keluarga Desak Polisi Ungkap Aktor Intelektual di Balik Pembunuhan Aseng di Rupat Utara

Keluarga Desak Polisi Ungkap Aktor Intelektual di Balik Pembunuhan Aseng di Rupat Utara
Keluarga korban pembunuhan di Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, mendesak pihak kepolisian untuk segera mengungkap aktor intelektual di balik pembunuhan berencana yang menewaskan Aseng.

Riauaktual.com – Keluarga korban pembunuhan di Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, mendesak pihak kepolisian untuk segera mengungkap aktor intelektual di balik pembunuhan berencana yang menewaskan Aseng (45) dan melukai anaknya, Deni alias Kero. Meskipun polisi telah menetapkan dua tersangka, Aleng Samuel alias Aleng dan Aca, keluarga meyakini ada pihak lain yang lebih berperan besar dalam kasus ini yang belum tersentuh hukum.

Pembunuhan tersebut terjadi pada Kamis (8/8/2024), saat Aseng ditemukan tewas dengan beberapa luka tusukan. Beberapa jam setelah kejadian, polisi berhasil menangkap dua pelaku, yaitu Aleng dan Aca. Namun, perkembangan penyidikan oleh Polsek Rupat Utara dinilai belum memuaskan keluarga korban.

"Kami meminta agar kasus ini diambil alih oleh Polda Riau karena penyidik di Polsek Rupat Utara belum bekerja secara profesional. Sudah sekian lama, namun dalang pembunuhan ini belum juga ditetapkan sebagai tersangka," ujar Kadri, SE., SH., kuasa hukum keluarga korban, ketika ditemui di Mapolda Riau, Selasa (1/10/2024).

Kadri menjelaskan bahwa keluarga mencurigai keterlibatan dua sosok penting, yaitu FS, seorang pejabat di Kabupaten Bengkalis, dan P, mantan Kepala Desa setempat. Keduanya diduga berperan sebagai aktor intelektual dalam pembunuhan tersebut.

"Kami sudah menyerahkan bukti tambahan, termasuk rekaman CCTV yang memperlihatkan FS mendatangi rumah korban. Kami berharap gelar perkara di Polda Riau bisa mengungkap keterlibatan kedua orang ini," tegas Kadri.

Kasus ini dipicu oleh sengketa lahan, di mana FS diduga memiliki kepentingan atas tanah milik korban, sementara Aleng dan Aca diyakini hanya sebagai eksekutor tanpa motif pribadi atau kepentingan ekonomi di lokasi tersebut.

"Tanpa adanya aktor intelektual, tidak mungkin pembunuhan ini terjadi. Aleng dan Aca adalah pengangguran, mereka tidak punya kepentingan di lahan tersebut, sedangkan FS memiliki lahan di sana," tambah Kadri.

Acit (43), istri korban yang turut hadir di Mapolda Riau, berharap agar kedua dalang yang disebut-sebut tersebut segera diadili. "Saya ingin keadilan. Kalau bukan karena mereka, suami saya tidak akan meninggal," ujarnya dengan penuh harap.

Keluarga korban berharap kasus ini segera diselesaikan agar keadilan bagi Aseng dan keluarganya bisa terwujud.

Berita Lainnya

index