PEKANBARU (RA) - Walikota Pekanbaru H Firdaus ST MT terus menancapkan tiang pancang masa depan kota ini. Selama empat tahun menjabat, dia paham betul kalau sebagai nakhoda, harus mampu mengayuhkan biduknya ke arah yang tepat. Ke pulau harapan yang dia beri nama Pekanbaru kota metropolitan yang madani.
Seperti apakah wajah kota ini sepuluh tahun ke depan? Apakah masih berkutat dengan banjirnya, masih dihantui kemacetannya, atau sebagian pasar tradisionalnya masih kumuh? Ada juga yang bertanya, bagaimana pula dengan masa depan Rumbai dan Tenayan Raya, masih tertinggalkah? Rumbai Pesisir dan Senapelan, masih tenggelamkah? Apakah Pekanbaru akan menjadi Jakarta yang jadi langganan banjir dan macet parah?
Semua pertanyaan satir itu memang menghadirkan galau, mendatangkan risau, padahal kota ini adalah kota idaman, Kota masa depan. Pekanbaru berkali-kali terpilih sebagai kota dambaan investor. Menjadi magnet yang mampu menarik investasi jenis apapun. Mulai hotel, mal, sekolah, rumah sakit, pembangkit listrik, bahkan sampai pabrik roti. Hampir tak ada investor yang berinvestasi lalu gulung tikar. Bahkan hampir semua investor menyatakan bahwa Pekanbaru adalah surga bagi usaha mereka.
Tidak hanya investor yang datang. Pertumbuhan penduduk juga meningkat tajam. Tingkat kelahiran di Pekanbaru masih di kisaran rata-rata nasional, yaitu 1,8 persen per tahunnya. Namun pertumbuhan penduduk bisa mencapai 4,5 persen per tahunnya. Jumlah pertumbuhan ini disumbangkan oleh mereka yang datang untuk mengadu nasib dan peruntungan di kota tanpa anyir laut ini.
Tapi jangan salah. Kemolekan Pekanbaru ini bakal kehilangan aura kalau kota ini tidak diurus dengan baik. Kota ini juga bisa menjadi masalah dan parah kalau tidak mempunyai perencanaan dan dibangun tanpa visi. Karena dimanapun, perkembangan sebuah kota memang bakal menghadirkan kerisauan-kerisauan tadi. Seperti kemacetan, kekurangan pasokan listrik, sampai penumpukan keramaian hanya pada beberapa tempat saja.
Hal ini pula yang menjadi perhatian besar Walikota Firdaus bersama Wakil Walikota Ayat Cahyadi. Dia tidak ingin bulan madu Pekanbaru dan masyarakatnya berlalu terlalu cepat. Dia tidak ingin Pekanbaru terperangkap dalam banjir, macet, kekurangan energi, ketidakmerataan pembangunan, yang pada akhirnya membuat kota ini seperti tanpa konsep, seperti tanpa tuan.
Karena itu pula, Firdaus dan jajarannya sudah menjalankan sebuah skenario besar untuk masa depan kota ini. Dia sudah merancang kota masa depan dalam bingkai besar yang diberi nama kota metropolitan yang madani. Ini sesuai dengan Visi Walikota Pekanbaru 2012-2017 yang dicatatkan dalam Perda Nomor 19 Tahun 2012.
Lalu, seperti apakah konsep kota metropolitan dan madani yang digadang-gadang sebagai kota terencana terbaik itu?
Pada intinya, Kota Metropolitan adalah membangun fisik kota Pekanbaru yang moderen. Mulai membangun jalan, jembatan, gedung, telekomunikasi, sumber energi, sumber air, pusat ekonomi, pusat permukiman, sampai pusat rekreasi, kesehatan, dan pendidikan.
Sedangkan Madani adalah pembangunan ruh dari kota itu sendiri. Mulai dari membangun gaya hidup masyarakatnya, pendidikannya, budaya gotong-royongnya, jiwa sosialnya, hingga keagamaannya.
"Jika metropolitan adalah raga yang harus dilengkapi, diperkukuh, dan dipercantik, maka madani adalah ruhnya. Kita mengharapkan Pekanbaru akan menjadi kota yang maju, besar, dan moderen, namun tidak lepas dari konsep keagamaan dan akar budayanya," kata Walikota Firdaus beberapa kali.
Cita-cita besar Firdaus menyulap kota ini menjadi besar dan maju memang bukan sebatas janji dan pemanis bibir. Perlahan namun pasti, dia sudah berhasil menancapkan pancang demi pancang fisik kota ini sehingga nantinya terlihat kukuh
Baik pancang metropolitan maupun pancang madani. Mulai dari pembangunan jalan, listrik, air bersih, sampai telekomunikasi. Firdaus juga sudah mengajukan grand design pembangunan kota ini ke DPRD Kota Pekanbaru. Membagi peta wilayah pengembangan. Bahkan kini Wako juga sudah mensosialisasikan ke masyarakat di setiap kunjungannya tentang wajah baru Pekanbaru ini. (Adv)
