Potensi Wisata Lubuak Batu Palimauan di Nagari Tandikek Utara: Sejarah, Keunikan, dan Tantangannya

Potensi Wisata Lubuak Batu Palimauan di Nagari Tandikek Utara: Sejarah, Keunikan, dan Tantangannya
Abdul Jamil Al Rasyid

PADANG PARIAMAN (RA) - Nagari Tandikek Utara, yang berdiri sejak tahun 2011, memiliki kekayaan potensi wisata, salah satunya adalah Pemandian Lubuak Batu Palimauan. 

Terletak di Kecamatan Patamuan, kawasan ini menawarkan daya tarik sejarah dan keindahan alam yang berpotensi besar menjadi destinasi wisata unggulan. Namun, perjalanan Lubuak Batu Palimauan dalam menarik wisatawan tidak selalu berjalan mulus.

Pemandian ini bukan hanya tempat rekreasi, tetapi juga memiliki nilai sejarah. Lokasi ini menjadi tempat syiar Islam yang dilakukan oleh Syekh Khatib Sangko pada tahun 1621 Masehi. 

Sebelum memeluk Islam, masyarakat setempat diwajibkan mandi dan dilimaukan oleh Khatib Sangko di tujuh lubang batu berbentuk mangkuk yang ada di lokasi ini. Saat ini, hanya enam lubang yang tersisa.

Sebagai bentuk penghormatan atas jasa Khatib Sangko, Mesjid Syekh Khatib Sangko dibangun pada tahun 2018 oleh Bupati Padang Pariaman. Pemandian ini juga dipercaya memiliki manfaat kesehatan, seperti membantu penyembuhan rematik dan penyakit kulit.

Lubuak Batu Palimauan mulai dibuka untuk umum pada tahun 2016 dan mencapai puncak kepopulerannya pada tahun 2017. Dengan tiket parkir seharga Rp5.000, pemandian ini mampu menarik hingga 200 pengunjung setiap hari, baik dari Padang Pariaman maupun daerah lain. 

Kehadiran wisatawan memberikan dampak positif pada ekonomi lokal, dengan masyarakat sekitar membuka warung, menyewakan ban mobil, dan menjual makanan di area pemandian.

Namun, popularitas tempat ini menurun drastis akibat konflik tanah yang menyebabkan penutupan akses jalan menuju lokasi. Bencana air bah yang menghancurkan warung-warung di sekitar pemandian semakin memperparah kondisi tersebut.

Selain itu, kurangnya pengelolaan profesional, ketidakseimbangan biaya parkir di dua akses jalan menuju lokasi, serta minimnya dukungan pemerintah menjadi hambatan besar dalam pengembangan Lubuak Batu Palimauan. Sosialisasi yang terbatas mengenai potensi wisata ini juga menjadi tantangan yang perlu diatasi.

Keunikan sejarah dan potensi ekonomi yang ditawarkan Lubuak Batu Palimauan seharusnya dapat menjadi daya tarik utama. Abdul Jamil Al Rasyid, seorang mahasiswa Sastra Minangkabau Universitas Andalas, berpendapat bahwa strategi pemasaran yang efektif dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi lokal dapat menghidupkan kembali destinasi ini.

Langkah-langkah yang dapat diambil meliputi pelibatan ahli manajemen pariwisata untuk memastikan pengelolaan yang lebih terstruktur, penguatan sosialisasi melalui organisasi lokal seperti PPJA (Persatuan Pengelola Jasa Alam), serta pengembangan fasilitas pendukung seperti akses jalan, baliho, area parkir, dan tempat istirahat. 

Pemanfaatan media sosial dengan membuat akun resmi yang memperkenalkan sejarah dan daya tarik pemandian juga dapat membantu meningkatkan daya tarik tempat ini.

Dengan penerapan langkah-langkah tersebut, diharapkan Lubuak Batu Palimauan dapat kembali hidup sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Nagari Tandikek Utara. Selain itu, keberhasilan ini juga akan berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.

 

Penulis Adalah Abdul Jamil Al Rasyid  Lahir di Padang Pariaman, Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas

Berita Lainnya

index