Presiden Prabowo: Indonesia Harus Berdiri di Atas Kaki Sendiri Hadapi Kebijakan Tarif AS

Presiden Prabowo: Indonesia Harus Berdiri di Atas Kaki Sendiri Hadapi Kebijakan Tarif AS
Presiden Prabowo Subianto/Repro

JAKARTA (RA) - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak kebijakan tarif baru yang diterapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. 

Dalam pertemuan terbatas bersama tujuh pemimpin redaksi media nasional di kediamannya di Hambalang, Jawa Barat, kemarin, Prabowo menyatakan bahwa kebijakan tersebut berpotensi memberatkan industri padat karya di Indonesia.

"Masalah Trump ini, kita harus lihat nanti. Mungkin kita akan alami dampak yang berat, terutama yang bisa kena adalah industri tekstil, sepatu, garmen, dan furnitur. Ini berat karena ini padat karya," ujar Prabowo dengan nada serius.

Industri padat karya seperti tekstil dan garmen selama ini menyerap jutaan tenaga kerja Indonesia. Dengan diberlakukannya tarif impor yang lebih tinggi oleh Amerika Serikat, Presiden menilai daya saing produk ekspor Indonesia bisa terganggu. Namun, Prabowo menegaskan bahwa pemerintah tidak tinggal diam.

"Kita akan cari jalan keluar. Kita harus berani mencari pasar baru. Kita terlalu manja juga. Kita tuh selama ini tertarik oleh ekonomi Amerika," katanya, mengkritik ketergantungan Indonesia terhadap pasar tradisional seperti Amerika Serikat.

Presiden yang dikenal dengan sikap nasionalis dan pragmatis itu juga menegaskan kembali gagasannya tentang kemandirian ekonomi nasional. Ia mengingatkan bahwa seruan agar Indonesia tidak bergantung kepada negara lain telah ia gaungkan sejak lama.

"Itu yang sudah saya ingatkan bertahun-tahun. Tolong buka rekam jejak saya, rekam digital saya. Saya sudah ingatkan, ‘Indonesia harus berdiri di atas kaki kita sendiri.’ Tapi orang bilang itu retorika. Tidak. Saya sadar, bahwa suatu saat tidak ada yang akan bantu kita kecuali kita sendiri," tegasnya sebagaimana dilansir dari rmol.id.

Sebagai langkah strategis, Prabowo akan mengirim Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, ke Washington untuk melakukan diplomasi ekonomi dan membuka jalur negosiasi dengan pihak Amerika Serikat. Selain itu, ia juga merencanakan kunjungan ke Eropa pada awal Mei dan menjalin komunikasi erat dengan negara-negara ASEAN.

"Kita sudah punya kontak dengan tokoh-tokoh di sana. Kita akan diskusi, kita akan negosiasi," ungkap Prabowo.

Namun, Prabowo juga mengakui bahwa Amerika Serikat memiliki hak untuk membela kepentingan nasionalnya. Ia menilai, ketimbang hanya mengeluh, Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang dari pasar-pasar baru yang selama ini belum tergarap optimal.

"Kenapa kita tidak ke Afrika? Afrika itu pasar yang sedang tumbuh pesat. Jumlah penduduknya besar, sumber dayanya banyak, kebutuhannya besar. Ini kesempatan," kata Prabowo sambil mengajak pelaku industri berpikir di luar kebiasaan lama.

Selain menjajaki pasar luar negeri, Presiden juga ingin memperkuat pasar domestik. Ia menyoroti potensi konsumsi dalam negeri yang sangat besar, terutama dari sektor pendidikan dan program bantuan sosial.

"Kita 300 juta loh sebentar lagi. Kita sebesar Amerika. Sepatu, pakaian, seragam sekolah, semua itu kebutuhan dasar. Anak sekolah kita ada 60 juta sampai 70 juta. Mereka butuh pakaian, pakaian olahraga, pramuka, sepatu. Kenapa tidak kita produksi dan jual di dalam negeri?" paparnya.

Prabowo berkomitmen untuk segera menggelar pertemuan dengan para pelaku industri untuk membahas strategi menghadapi tekanan ekonomi global. Ia ingin agar Indonesia bisa memitigasi kesulitan dan tidak terjebak dalam kepanikan.

"Saya akan kumpul dengan tokoh-tokoh industri, kita bicara, kita cari jalan keluar dan kita berusaha mitigasi kesulitan," pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index