PEKANBARU (RA) - Akibat pemangkasan anggaran, pelayanan ke masyarakat tampaknya mesti menjadi korban. Terbukti saat ini Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru kewalahan, untuk memenuhi permintaan pengasapan atau fogging dari masyarakat.
"Dana kita sedikit, inilah yang mau dibicarakan bagaimana solusinya," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Helda Suryani Munir.
Menurut Helda, permasalahan krusial yang dihadapi Diskes saat ini bukan lagi karena keterbatasan alat fogging namun obatnya yang disebut Melation. Pasanya masih bisa difungsikan, namun bila obat yang tidak ada maka pihaknya tidak dapat bergerak. Sementara itu, menurut data terakhir di Dinas Kesehatan Pekanbaru, jumlah DBD yang terjadi di Kota Bertuah saat ini sudah mencapai 580 kasus.
"Saya sibuk dengan Jamkesmas, jadi belum terima data terbaru. Tapi ada kecenderungan terus meningkat dan ini terjadi merata hingga tingkat nasional," kata Helda.
Menurut Helda dari 12 Kecamatan di Pekanbaru, kasus DBD tertinggi masih berada di kecamatan Payung Sekaki dan Kecamatan Tampan.
"Di dua kecamatan itu banyak dibuka lahan baru dan di perparah dengan kondisi cuaca yang tidak menentu," imbuhnya.
Ketika ditanya terkait dengan upaya pencegahan DBD yang sudah dilakukan Diskes, Helda mengatakan sejauh ini masih berupa sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS dan juga melakukan 3 M Plus (Menguras, menimbun dan menutup tempat penampungan air). (YAN)
