PEKANBARU (RA) - Cukup banyak pembangunan yang terlihat selama masa kepemimpinan Firdaus-Ayat. Seluruh pembangunan ini dilakukan untuk terwujudkan Kota Pekanbaru sebagai kota metropolitan yang madani.
Salah satu pembangunan yang saat ini terlihat adalah di kawasan Kelurahan Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan atau tepatnya di pinggiran Sungai Siak.
Walikota Pekanbaru, Dr H Firdaus ST MT menegaskan pihaknya akan menjadikan kawasan pinggiran Sungai Siak tersebut sebagai salah satu ikon wisata di Kota Pekanbaru. Kawasan tersebut akan dijadikan sebuah tempat menarik dengan mengedepankan nilai sejarah dan akan dibangun kota diatas air (water front city).
"Rencana ini masih dalam proses karena masih ada beberapa hal yang harus diselesaikan seperti masalah pembebasan tanah dan aset masyarakat di sekitar kawasan itu," terang Firdaus.
Firdaus mengatakan rencana tersebut sudah dimulai bersama Ketua RT, Ketua RW dan Lurah Kampung Bandar. Nantinya, sambung Firdaus, kawasan pinggiran Sungai Siak ini akan dibangun sebuah venue wisata Pekanbaru dan dihadirkan taman-taman indah dan kota di atas air (water front city).
"Kita ingin menjadikan kawasan pinggiran Sungai Siak ini menjadi salah satu tujuan dan ikon wisata Kota Pekanbaru. Apalagi Senapelan ini kan kental dengan nilai sejarahnya. Selain itu juga akan kita bangun mesjid untuk wisatawan yang akan berkunjung," ucapnya.
Semua rencana itu, lanjut Firdaus, sudah memiliki kemajuan terhadap proses pembebasan beberapa aset masyarakat yang akan diambil alih Pemerintah Kota Pekanbaru. Seperti, rumah tradisonal yang dulunya merupakan tempat rumah singgah Sultan Siak yakni Tuan kadi saat berkunjung ke Pekanbaru, pemukiman penduduk atau sebuah blok kawasan kumuh disamping jembatan leighton, maupun tanah warga yang berada sekitaran pinggir sungai.
Didepan kawasan wisata ini tertulis jam operasional kawasan yakni dari pukul 07.00 hingga 23.00 WIB. Pengunjung yang membawa kendaraan juga dikenakan tarif parkir sebesar Rp 1000 untuk roda dua dan Rp 4000 untuk roda empat. Pungutan biaya parkir tersebut akan dipergunakan untuk pembangunan dan pemeliharaan objek wisata di Kampung Bandar.
Selain itu, pengunjung juga diingatkan untuk tetap menjaga kebersihan dan kesopanan selama berada di kawasan wisata Kampung Bandar.
Sementara, Firdaus mengaku memiliki kendala di lapangan. Namun begitu akan diusahakan dapat dituntaskan secara baik. Dan sejauh ini tinggal menunggu administrasi dari delapan Kepala Keluarga (KK) saja yang rumah atau lahannya akan dibebaskan. Selain itu semuanya sudah hampir menuju titik terang dan hanya tinggal melanjutkan.
“Berdasarkan laporan ke RW yang saya terima, alhamdulilah delapan kepala keluarga sudah setuju untuk dibebaskan, tinggal admistrasinya saja yang akan diurus. Kalau kendala, mungkin mencari ahli warisnya ya, karena anak-anak mereka sudah banyak yang tak tinggal di sini. Namun itu semua sudah diselesaikan," katanya. (YAN)
