EKONOMI (RA) - Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kepulauan Riau menyatakan sebuah perusahaan asal Jepang, Finetech, tertarik membangun pembangkit tenaga listrik ramah lingkungan di Batam dengan investasi sekitar Rp 50 miliar.
Seperti diketahui, Finetech adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan pembangkit listrik ramah lingkungan dengan solar panel, pengolahan limbah sertah pengolahan minyak kelapa sawit.
"Finetech tertarik berinvestasi di kota ini dalam bidang kelistrikan. Hal tersebut disampaikan saat kami berkunjung ke Jepang dalam rangka menarik investor," kata Direktur Promosi dan Humas BP Batam Purnomo Andiantono seperti ditulis Antara, Minggu (20/11).
Purnomo menjelaskan, Jepang akan bekerja sama dengan beberapa perusahaan yang ada di Batam untuk pengadaan 1,8 MW tenaga listrik. "Nilai investasi sebesar 400 juta Yen atau sekitar Rp50 Miliar. Kami berharap hal itu segera bisa direalisasikan," imbuhnya.
Selain itu, BP Batam juga mengutamakan investasi ramah lingkungan untuk masuk ke Batam sebagai upaya turut menjaga ekosistem di kawasan Batam. Sehingga, BP Batam akan segera berkoordinasi dengan Kementerian ESDM serta PLN Bright untuk implementasi investasi ini.
BP Batam mencatat nilai investasi Jepang untuk Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam mencapai USD 384 juta dolar Amerika Serikat dari sebanyak 40 perusahaan yang sudah beroperasi. Selain itu, sebagian perusahaan Jepang di Batam juga merupakan joint venture dengan negara lain maupun terdaftar atas negara lain seperti Singapura.
Meski begitu, lanjut Purnomo, masih banyak yang harus dibenahi terkait investasi dari Jepang ini. Salah satunya, biaya logistik yang sangat mahal dari Batam ke Singapura. Bukan hanya itu, jaminan keamanan juga menjadi pertimbangan utama investor asing saat hendak menanamkan modalnya di Batam.
"Biayanya hampir sama dengan biaya dari Singapura ke Jepang. Ini harus diperbaiki dahulu," pungkasnya.
