Riauaktual.com - Pemerintah Indonesia tengah serius berbenah di berbagai sektor dengan gencarnya pembangunan infrastruktur hingga reformasi kebijakan. Hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk menjadi salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2045 mendatang atau seratus tahun Indonesia merdeka.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan untuk mencapai target tersebut pihaknya menyiapkan strategi khusus. Pasalnya, jika tanpa strategi khusus, maka Indonesia yang notabenenya bukanlah negara dengan Gross Domestic Product (GDP) yang relatif kecil akan sulit untuk maju.
Pertama kita sadar Indonesia belum negara maju, negara berkembang tentu ini enggak berlaku selamanya. Kita ingin bawa Indonesia jadi negara maju masuk high income country, formulasi 2025-2045 saat 100 tahun kemerdekaan apa Indonesia sudah negara maju," ujarnya saat ditemui dalam acara Indonesia Infrastruktur Week (IIW) 2017, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (8/11/2017).
Menurut Bambang, Indonesia berpotensi menjadi peringkat nomor empat dunia dengan jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di dunia. Hal tersebut akan terjadi jika Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi di angka 5,1% secara konsisten setiap tahunya.
Bahkan lanjutan Bambang, Indonesia mulai bisa naik kelas lebih cepat pada tahu 2038-2039. Di mana pada tahun tersebut, Indonesia bisa naik kelas menuju negara dengan high income country.
"Pertumbuhan Indonesia sebesar 5% setiap tahun rata-ratanya. Ini sampai 2045 kalau bisa konsisten mempertahankan rata-rata pertumbuhan per tahun 5% maka Indonesia akan naik kelas dari lower middle income country menjadi high income country di tahun 2038 atau 2039," ucap Bambang.
Menurut Bambang, dengan menjadi negara maju, Indonesia akan memiliki pendapatan perkapita yang cukup tinggi. Yakni bisa mencapai USD20.000 per kapitanya.
"Saat dikategorikan menjadi negara maju, income per kapita bisa mendekati atau sekitar USD 20 ribu per kapita. Hari ini income per kapita kita masih di sekitaran USD3.600 per kapita," jelasnya. (okezone.com/wan)
