Riauaktual.com - Pelaku penyekapan terhadap siswi SMA di Bandung, ternyata sudah menyiapkan kamar khusus di kontrakannya untuk melancarkan aksinya. Namun Yudiana membantah jika dirinya memperkosa MR.
Di dalam kamar seluas 3x2 meter tersebut, Yudiana membuat kamar khusus dari sekat kayu untuk menyetubuhi MR, gadis pujaannya.
"Jadi ada kamar khusus yang disiapkan pelaku yang dibuat dari kayu-kayu, dengan ukuran 1 x 1,5 meter untuk melakukan aksi persetubuhannya dengan korban MR. Persetubuhan sendiri, dilakukan dua kali, yakni malam hari dan pagi hari sebelum penggerebekan dilakukan," ujar Kanit PPA Polrestabes Bandung, Iptu Irene, Senin, 11 Desember 2017.
Dari hasil pemeriksaan, Yudiana mengaku tidak ada unsur pemaksaan darinya untuk menggagahi MR. Yudiana bahkan mengatakan bahwa MR membuka bajunya sendiri tanpa dipaksa.
"Pengakuannya sih MR membuka bajunya sendiri, saat dilakukan persetubuhan tidak ada paksaan dari Y, Y hanya menanyakan apakah MR sudah pernah tidur dengan teman laki -laki satu sekolahnya," ujar Irene.
Sementara itu, Yudiana yang mencintai korban sejak MR masih berusia 11 tahun itu mengaku cinta mati kepada MR. Bahkan dirinya bersedia membiayai MR walau menikah dengan orang lain.
"Saya rela kalau MR nikah dengan orang lain, saya akan biayai asal dia bahagia. Kalaupun dia mau nerima saya, usai menjalani hukuman akan saya nikahin," kata Yudiana.
Kasus ini bermula saat MR seorang siswi SMA di Bandung disekap dan diperkosa Yudiana, lantaran cemburu wanita yang dicintainya sejak umurnya 11 tahun itu memiliki kekasih. Pelaku yang merasa sakit hati karena sudah memendam cintanya, kemudian membawa korban ke rumah kontrakannya, 8 November 2017, di Jalan Cibaduyut No 60, kemudian menyekap dan memperkosa korban.
"Jadi korban mengaku telah melakukan hubungan badan dengan pacarnya, agar dilepas dari dalam karung. Setelah mengakui baru Y ini melakukan hubungan badan terhadap MR," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Hendro Pandowo, Senin, 11 Desember 2017.
Saat disetubuhi pelaku, MR sempat melakukan komunikasi melalui telepon seluler dan meminta tolong kepada temannya untuk dibebaskan.
"Korban sempat memberikan informasi ke temannya tentang penyekapan, dan langsung disikapi temannya melapor ke polisi," kata Hendro.
Sumber : Kriminologi.id
