Riauaktual.com - Sesama anggota keluarga seharusnya memang saling menjaga satu sama lain.
Apalagi jika terjadi hal-hal tak diinginkan yang menyerang keluarga secara bersamaan.
Peristiwa nahas baru saja terjadi menyerang sebuah keluarga di Trenggalek, Jawa Timur.
Kematian seorang warga Dusun Jerukgulung (sebelumnya ditulis Dusun Jeruk), Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur masih menjadi misteri bagi keluarga.
Pasalnya, dilaporkan bahwa satu keluarga yang kesurupan ramai-ramai.
Karena suasananya sangat ramai dan membuat geger, warga melapor ke polisi.
Saat polisi datang ke lokasi, Tukiyem sudah meninggal dunia.
Kemudian, berujung pada meninggalnya seorang warga, bernama Tukiyem (51), Minggu (4/3/2018) sore.
Kejadian ini sangat menggemparkan seluruh warga Trenggalek dan perangkat desa setempat.
Tukiyem semasa hidup. Foto tribun jatim
1. Kronologi kejadian menurut keluarga.
Anak sulung Tukiyem, Budi menceritakan, sejak Jumat (2/3/2018) terjadi kesurupan massal di keluarganya.
Rumah Tukiyem memang berada satu lokasi dengan tiga rumah anak dan kerabatnya.
"Yang kesurupan semua saudara, adik saya dan suaminya, terus dua ponakan saya juga suami istri," tutur Budi, saat ditemui di rumah duka, Selasa (6/3/2018).
Selama kesurupan ramai-ramai itu, Budi mengaku melakukan upaya agar saudara dan kerabatnya bisa kembali tersadar.
Namun upayanya ini tidak membuahkan hasil.
Menurutnya mereka kesurupan mengamuk dan mengancam siapa saja.
"Kami yang dalam kondisi sadar, tidak kesurupan ini seperti kena hipnotis. Kami nurut diperintah apa saja," tutur Budi.
Dalam kondisi kesurupan itu, Tukiyem sempat minta untuk dimandikan.
Namun kejadian selanjutnya Budi mengaku tidak tahu.
Sebab saat itu dirinya sedang pergi keluar rumah.
Sementara ayahnya, Riyanto juga tengah pergi ke hutan mencari pakan ternak.
"Tahu-tahu sampai rumah sudah kejadian. Ibu ditemukan meninggal dunia," ucap Budi.
Budi kini mengaku dalam kondisi kebingungan.
Sebab dirinya yakin adik dan kerabatnya tidak sadar saat melakukan kekerasan terhadap ibunya.
Namun kini polisi menahan mereka untuk menjalani proses hukum.
2. Kronologi dari perangkat desa.
Perangkat Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek harus datang beramai-ramai ke rumah Tukiyem (51), Minggu (4/3/2018) sore.
Saat itu perangkat mendapat laporan, ada satu keluarga kesurupan ramai-ramai.
"Waktu itu karena takut ada yang mengamuk, kami datang dengan 25 orang," ujar seorang perangkat, SJ saat ditemui di Balai Desa Surenlor, Selasa (6/3/2018) pagi.
SJ berkisah, saat sampai di lokasi kondisi memang sangat kacau.
Sejumlah orang yang kesurupan melemparkan benda apa saja ke halaman.
SJ dan kawan-kawan kemudian meringkus satu per satu orang yang kesurupan dan mengikatnya.
"Kami sudah siap dengan tali, niatnya memang untuk mengikat mereka agar tidak berbahaya," tambah SJ.
Saat tengah sibuk meringkus mereka yang kesurupan, tubuh Tukiyem ditemukan tergeletak di tanah.
Kondisinya nyaris tak terlihat karena tertutup lumpur.
Sementara wajahnya tertutup handuk yang kotor penuh tanah.
"Saya waktu itu nyaris tidak melihat ada tubuh yang tergeletak, karena kondisinya sangat kotor berlumpur," tutur SJ.
aat tubuh Tukiyem diangkat kondisinya lunglai.
SJ mengaku tidak tahu jika Tukiyem dibunuh secara keji.
3. Para pelaku yang akhirnya menjadi tersangka.
Tukiyem ditemukan meninggal dunia dalam kondisi lemas di halaman rumahnya, Minggu (4/3/2018) sore.
Seluruh anggota keluarga yang ikut ambil andil dalam kejadian tersebut akhirnya diperiksa polisi.
Kematian Tukiyem langsung membuat polisi curiga dan kemudian melakukan otopsi.
Hasil otopsi menunjukkan ada tanda kekerasan di sekitar mulut Tukiyem.
Polisi pun bergerak cepat dan memeriksa 15 saksi.
Lima diantaranya dipastikan akan menjadi tersangka.
Para pelaku masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan Tukiyem.
Bahkan satu di antaranya adalah anak kandung.
“Satu anak kandung, yang lain ada menantu, kakak ipar dan adik ipar,” ungkap Handana.
Namun belum diketahui motif pembunuhan ini.
Masih menurut Sumi, diketahui Tukiyem dipaksa minum air dari selang yang mengalirkan air dari sumber.
Selain itu ada juga sebuah kain untuk membantu agar air yang dimasukkan mulutnya tidak tumpah.
4. Hasil otopsi yang misterius dan ganjil.
Polisi melakukan otopsi terharap jenazah Tukiyem (51), warga Dusun Jeruk, Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Senin (5/3/2018).
Sebab sebelumnya dicurigai Tukiyem meninggal secara tidak wajar.
Dari hasil otopsi yang dilakukan dokter forensik RS Bhayangkara Kediri di RSUD dr Soedomo Trenggalek, Tukiyem dipastikan tewas dibunuh.
Menurut Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Sumi Andana, Minggu (4/2/2018), perempuan nahas ini dipaksa minum air.
“Dari hasil otopsi ada bekas kekerasan di sekitar mulut korban,” terang Sumi.
Selain itu saluran nafas Tukiyem juga penuh dengan air.
Air bahkan mencapai rongga dada dan membanjiri paru-paru.
“Karena cairan ini korban mati lemas,” tambah Sumi. (Wan)
Sumber: Tribun Jatim
