Riauaktual.com - Warga negara Indonesia yang melaksanakan ibadah umrah pada tahun 2018 diperkirakan mencapai 1 juta jamaah. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 870 ribu jamaah.
Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama (Kemenag) M Arfi Hatim mengatakan, tiap tahun tren jamaah umrah di Indonesia mengalami peningkatan cukup signifikan.
"Kami prediksi jamaah bisa mencapai 1 juta orang," kata Arfi dalam Dialog Umrah SINDO Weekly di Rumah Sakit Haji Jakarta, Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (15/3/2018).
Dia melanjutkan, meningkatnya jumlah jamaah umrah yang berangkat tiap tahunnya karena kuota haji yang terbatas. Saat ini, antrean haji mulai dari 15-40 tahun. Dengan demikian, masyarakat yang memiliki uang lebih akan bisa berangkat umrah. "Kalau haji ada batasannya, tapi untuk umrah tidak ada kuota sehingga bebas," ujarnya.
Kendati demikian pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan travel umrah dan haji khusus yang menawarkan biaya murah. "Kalau dia menawarkan Rp14 juta maka itu tidak benar karena kami berikan batas minimum adalah Rp 20 juta," katanya.
Dia mengungkapkan, biaya pesawat saja membutuhkan biaya sekitar Rp12-14 juta. Belum lagi untuk penginapan dan makan. Bila mendapat tawaran di bawah standar maka harus dicurigai.
Dia juga mengungkapjkan beberapa hal yang harus diketahui jamaah umrah. Misalnya calon jamaah wajib mendapatkan manasik umrah minimal satu kali, transportasi darat dan udara, dan penginapan.
"Konsumsi juga harus prasmanan bukan nasi kotak, kemduian pembimbing juga harus ada," ucapnya.
Direktur Rumah Sakit Haji Jakarta Syarif Hasan menuturkan, berangkat umrah itu bukan jalan-jalan melainkan ibadah. Karena itu, bagi jamaah tentunya harus memperhatikan kesehatannya. "Kami ingin semua jamaah stabil kesehatannya, sehingga bisa kembali dengan sehat kembali," ujarnya.
Dia berharap, semua jamaah bisa menjaga kesehatannya, baik selama di Tanah Air hingga di Tanah Suci. (Wan)
Sumber: Sindonews.com
