Current Date: Selasa, 23 Desember 2025

Sekitar 1,77 Persen Penduduk Jadi Penyalahguna Narkoba, BNN: Kerugiannya Rp 84,7 Triliun

Sekitar 1,77 Persen Penduduk Jadi Penyalahguna Narkoba, BNN: Kerugiannya Rp 84,7 Triliun
David Hutafea

Riauaktual.com - Hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Puslitkes UI menyebut sekitar 1,77 persen atau 3,3 juta penduduk Indonesia menjadi penyalahguna narkoba.

Dengan jumlah tersebut, tercatat jumlah kerugian ekonomi maupun sosial mencapai Rp 84,7 triliun.

Demikian Dit Diseminasi Informasi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) David Hutapea mengungkap dalam Seminar 'Indahnya Tanpa Narkoba, Cukup Kenali, Jangan Gunakan !!' di Aula Gereja Katolik St. Matheus Depok II Tengah, Depok, Jawa Barat, Minggu (18/3/2018).

Menuru David Hutapea, jumlah prevalensi pengguna narkoba dari tahun ketahun kian meningkat.

Pada 2016 masih 0,02 persen dari total penduduk Indonesia dan pada 2017 menjadi 1,77 persen.

“Jumlah prevalensi penyalahgunaan narkotika yang begitu besaar mengakibatkan kebutuhan narkotika yang cukup tinggi,” ujar David, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya.

Kerugian yang disebabkan penyalahgunaan narkoba sepanjang 2017 paling besar pada kerugian sosial yakni sebesar Rp 77,4 triliun dan kerugian pribadi Rp 7,3 triliun.

David mencontohkan, untuk 1 gram shabu, harganya saat ini bisa Rp1,2 juta - Rp 2 juta.

Selain kerugian material, lanjut David, permasalahan narkoba di Indonesia juga sudah menyebabkan korban meninggal, yakni diperkirakan 11.071 orang per tahun atau 30 orang perhari.

Dari total pengguna narkoba tersebut, mayoritas adalah pekerja (59%), disusul pelajar (24%) dan populasi umum (17%).

“Untuk pelajar ini, sebanyak 2 dari 100 orang pelajar dan mahasiswa menyahgunakan narkoba sepanjang 2016, dan kebanyakan pria. Dengan umur pengguna dari pelajar mayoritas berumur 15-19 tahun,” tutur David.

David pun memberikan penjelasan tanda-tanda anak/remaja yanh mulai menggunakan narkoba:

Pertama, kemunduran dalam prestasi akademis.Kedua, perubahan yang kurang baik pada pergaulan anal dan perilaku.

Ketiga, perubahan kebiasaan tidur dan timbulnya masalah kesehatan.

Keempat, menarik diri dari pergaulan di dalam keluarga.

Kelima, tertutup dan mulai berbohong.

David menambahkan ada beberapa kandungan yang menyebabkan kecanduan karena aromanya dijual bebas, seperti beberapa jenis lem, semir sepatu, bensin, hairspray, dan balpoint.

“Anak-anak atau remaja yang sedang nyium lem beraroma, atau mencium semir sepatu beraroma tertentu tak bisa di proses hukum karena ga ada undang-undangnya. Namun disinilah butuh peranan orang tua untuk mengawasi dan memberi pengertian ke anak-anaknya,” jelas David.

Sani Budiantini Hermawan Psi, Psikolog Anak dan Keluarga mengatakan tantangan remaja saat ini sangat banyak salah satunya mengenai penyalahgunaan narkoba.

“Peranan orang tua sangat diperlukan untuk mencegah remaja terkena penyalahgunaan narkoba. Orang tua, jadilah sahabat terbaik anak-anak,” ujar Sani.

Menurut Sani, banyak faktor yang menunjang masuknya pengaruh negatif.

Pertama, kurang kematangan pribadi.

Kedua, emosi atau ambisi melebihi logika.

Ketiga, kurang komunikasi terbuka dalam keluarga.

Keempat, mencari ekistensi diri.

Kelima, rasa persaudaraan yang tinggi pada teman sebaya/lingkungan.

Keenam, pemahaman pada agama yang kurang. (Wan)

 

Sumber: Tribunnews.com

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index