Riauaktual.com - Konfederasi Rakyat Pekerja Indonesia (KRPI) memastikan masih banyak ketidakadilan yang dialami para buruh Indonesia. Bahkan, buruh perempuan tak jarang alami pelecehan seksual saat bekerja.
Anggota KRPI Saepul mengatakan, pelecehan seksual yang dialami perempuan saat bekerja biasanya dilakukan oleh oknum bos yang ada perusahaan tersebut.
"Sangat kasuistik itu, kasusnya tidak terlalu booming, tapi selalu ada kasus seperti itu. Saya katakan masih," kata Saepul dalam konprensi pers di Warung Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (29/4/2018).
Menurut dia, masih lemahnya pengawasan menjadikan para buruh perempuan menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oknum bos di tempatnya bekerja.
Selain itu, hak buruh perempuan untuk mendapat cuti saat hamil juga masih kerap diabaikan perusahaan. Saepul mengatakan, saat ini hampir 50 persen hak-hak buruh perempuan masih diabaikan di tempatnya bekerja.
"Secara normatif aturannya ada, namun dalam pelaksanaan di lapangan ini yang menjadi persoalan, pengawasannya masih sangat lemah. Sehingga banyak buruh perempuan yang hamil tapi di-PHK, banyak yang seperti itu," lanjutnya.
"Karena industri menganggap dengan kondisi seperti itu (hamil) dia tidak bisa bekerja normal. Di hampir seluruh kawasan Indonesia, bisa jadi 50 persen lebih. Hal itu masih terjadi," paparnya.
Ia menambahkan, bahwa isu kekerasan terhadap buruh perempuan juga merupakan satu aspek yang akan diperjuangkan oleh ribuan massa KRPI saat melakukan aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta saat momentum May Day atau Hari Buruh Sedunia pada Selasa 1 Mei 2018.
"Aksi ini akan dikomandoi oleh Rieke Diah Pitaloka selaku Ketua Umum KRPI," tandasnya. (Wan)
Sumber: Okezone.com
