Riauaktual.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau (Unri), akhirnya merasa risih lowongnya posisi pejabat tetap Rektor. Karena itu, mereka mendesak agar segera dilakukan pemilihan rektor.
Menurut BEM, jika Unri dipimpin oleh seorang pelaksana tugas (plt), akan mengganggu sistem yang ada di kampus terbesar di Riau tersebut.
''Melihat situasi dan kondisi ini. Kita minta untuk segera dilakukan pemilihan," kata Ketua BEM Unri, Randi Andiyana, Ahad (23/9).
Menurut Randi, sampai saat ini, pihaknya belum mendapatkan kejelasan, kapan jadwal pemilihan rektor tersebut.
Ia menyayangkan, proses pemilihan sudah beberapa kali dilakukan pengunduran. ''Sejak awal kami di kelembagaan se Unri tidak menginginkan hal ini terjadi,'' ujar dia.
Demi kejelasan siapa Rektor Unri, pihaknya bersama mahasiswa lainnya juga sudah membentuk gerakan ''Kawal Pilrek Unri'', jauh sebelum ditunjuk Plt Rektor. Namun ujung-ujungnya, mereka mendapat informasi bahwa pemilihan rektor itu diundur.
''Kami sudah jauh-jauh hari membentuk gerakan Kawal Pilrek Unri. Tapi setelah kami mendapat informasi bahwa, pemilihan yang sedianya akan dilaksanakn tanggal 16 Agustus 2018, batal dilaksanakan,'' kata Randi.
Informasi yang mereka dapatkan, pembatalan tersebut, dilakukan sepihak oleh Menristekdikti berdasarkan surat Menristekdikti pada tanggal 14 Agustus 2018. ''Pembatalan dengan sepihak, dengan alasan yang tidak jelas dan waktu yang tidak ditentukan,'' urainya.
Seiring waktu berjalan. Akhirnya, Menristekdikti menunjuk Dr Ir Agus Indarjo, MPhil, menjadi Plt Rektor Unri. Selain menjabat sebagai Plt Rektor Unri, dia juga menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jendral Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti.
Posisi Agus Indarjo akan menjabat sebagai Plt Rektor sampai terpilih dan dilantiknya rektor defenitif.
Seperti diketahui, Agus Indarjo sebagai Plt Rektor, mengingat telah berakhirnya masa jabatan Aras Mulyadi, sebagai pendahulu.
Jabatan Aras berakhir pada 9 September lalu. Tertanggal itu pula Agus Indarjo menduduki jabatan Plt Rektor, sampai nanti telah ditetapkan rektor yang terpilih dari hasil rekomendasi panitia.
Sebenarnya kata Randi, inilah yang dikhawatirkan oleh mereka. Sebab, kewenangan Plt terbatas. ''Akhirnya, kekhawatiran kami terjadi,'' kata dia.
Menurutnya, pihaknya sudah berbagai upaya. Agar Unri langsung dipimpin oleh rektor defenitif. Tanpa harus dipimpin Plt tersebut dahulu. '
'Walaupun upaya sudah kami lakukan dengan berkirim kajian dan surat cinta dari mahasiswa Unri per tanggal 6 September 2018, namun itu tidak dihiraukan,'' jelasnya.
Surat yang dikirim itu, berisi tuntutan kepada Menristekdikti agar segera dilakukan pemilihan rektor Unri dalam waktu 1x24 jam. Mereka juga menyatakan dalam surat itu, menolak apabila rektor Unri di-plt-kan. ''Namun itu tidak diindahkan sama sekali oleh Menristekdikti,'' ujarnya.
Namun, upaya mereka untuk mendesak segera dilakukannya pemilihan rektor, tidak berhenti di sana. "Upaya lain akan terus kami lakukan dan gerakan mahasiswa akan terus kami gelorakan, karena Unri berhak dipimpin oleh anak kandungnya sendiri," ujar dia.
Randi menilai, dengan dipimpinnya Unri oleh seorang Plt, banyak keluhan dari mahasiswa yang masuk ke lembaga eksekutif mahasiswa itu. Salah satunya, ada yang khawatir tentang penandatanganan ijazah mahasiswa.
''Banyak keluhan sekarang yang masuk ke BEM, terkait rektor yang di-plt-kan. Salah satunya adalah agenda wisuda. Kabarnya, Plt tak bisa menandatangani ijazah,'' ujar Randi. (HA)
