Dirut PLN di Depan DPR: yang Rugi PLN, Bukan Pelanggan

Dirut PLN di Depan DPR: yang Rugi PLN, Bukan Pelanggan
Petugas memeriksa meteran milik pelanggan. Foto Dok PLN

Riauaktual.com - Direktur Utama PT PLN Persero Zulkifli Zaini menyatakan, pihaknya mengalami kerugian dengan skema penghitungan yang diberlakukan di tengah pandemi corona atau Covid-19.

Pasalnya, tarif yang dibayarkan pelanggan pada bulan Maret dan April, bukan merupakan angka riil penggunaan listrik.

Demikian disampaikan Zulkifli Zaini dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (17/6/2020).

“Karena bulan-bulan sebelum itu yang menggunakan rata-rata (tiga bulan) sebelumnya yang tidak Covid, maka pembayaran bulan Maret dan April sebetulnya tidak riil,” ujarnya.

Bahkan, dengan skema pembayaran pemakaian tiga bulan yang dibagi tiga itu, maka pelanggan membayar lebih kecil dari pemakaian.

“Karena bukan seperti itu pemakaian listriknya, lebih kecil (yang ditagihkan). Jadi yang dirugikan adalah PLN, bukan pelanggan,” tegas mantan dirut Bank Mandiri itu.

Pria kelahiran Bukittinggi ini menerangkan, kerugian dialami PLN karena tidak menagih sejumlah pemakaian yang sebenarnya lebih banyak pada Maret dan April tersebut.

Namun, itu menjadi konsekuensi korporasi karena tidak menurunkan petugas pencatat dan penggunaan skema penghitungan rata-rata.

“Itu kerugian PLN sebetulnya dengan kami tidak menurunkan itu (pencatat), karena tagihan Maret dan April itu tidak riil, (karena didasarkan) angka rata-rata sebelumnya yang sebelum Covid,” tutur Zulkifli.

Akan tetapi pada Mei ketika 100 persen petugas diturunkan untuk mencatat, itu merupakan angka riil untuk dibayar Juni.

Termasuk, selisih pemakaian bulan Maret dan April yang tidak riil itu muncul di pencatatan Mei tersebut.

“Kami pastikan bahwa tagihan Juni, itu betul-betul kami datangi di bulan Mei, dan itu adalah tagihan riil karena hampir 100 persen rumah tangga kami datangi dan sudah dicatat dengan angka sebenarnya,” sambungnya.

Zulkifli kembali menegaskan bahwa untuk Maret dan April seharusnya sudah ada kenaikan tagihan akibat kenaikan pemakaian.

Aka tetapi belum naik akibat pencatatan dengan rata-rata tiga bulan sebelumnya.

“Itu sebetulnya sedikit banyak itu pendapatan PLN turun di dua bulan itu, karena kenaikan penggunaan tidak kami tagihkan kepada pelanggan,”

Kalau Mei yang dibayar di Juni, itu kami yakinkan 98 sekian persen itu tagihan sebenarnya,” kata Zulkifli, sebagaimana dikutip dari pojoksatu.id.

Ia menyebut, pelanggan yang mengalani kenaikan di atas 20 persen jumlahnya sekitar 4,7 juta dari total 76 jutaan pelanggan PLN.

“Kami bersimpati dengan situasi ini, tetapi kami juga ingin menyampaikan statistik, yang mengalami kenaikan seperti ini sebetulnya 4,7 juta dari 76 juta pelanggan.

“Sementara yang lain itu kenaikan di bawah 20 persen. Demikian,” tandasnya.

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index