Ini Penyebab Keluarga Pasien Aniaya Perawat RS Siloam Palembang

Ini Penyebab Keluarga Pasien Aniaya Perawat RS Siloam Palembang
Perawat dianiaya orang tua pasien di RS Siloam Sriwijaya Palembang

Riauaktual.com - Penyebab keluarga pasien aniaya perawat RS Siloam Palembang akhirnya terungkap.

Pelaku marah lantaran anaknya yang dirawat di RS Siloam Palembang mengalami pendarahan usai selang infusnya dicabut.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis (15/4) sekitar pukul 14.00 WIB.

Direktur Keperawatan Rumah Sakit Siloam Sriwijaya, Tata, mengatakan kejadian bermula pada pukul 11.00 WIB.

Saat itu, perawat RS Siloam Palembang, Christina Marauli (28) mencabut selang infus pasien anak yang berusia 2 tahun karena sudah diperbolehkan pulang.

“Dikarenakan pasien merupakan anak pelaku dan masih berusia dua tahun, sedang aktif-aktifnya, kita berhati-hati untuk mencabut selang infus,” ujar Tata dikutip dari Pojoksatu.id, Sabtu (17/4).

Saat selang infus dicabut, hal tak diinginkan terjadi. Saat itu ibu pasien menggendong pasien hingga tangan pasien mengeluarkan darah.

“Melihat itu, perawat kami langsung mengganti plester yang berdarah, sembari menghentikan darah di tangan pasien,” ucapnya.

Saat kejadian, pelaku tidak berada di lokasi. Ibu pasien diduga melaporkan kejadian itu kepada pelaku.

Pelaku Panggil Perawat ke Ruangan

Sekitar pukul 14.00 WIB, pelaku datang ke ruang perawatan. Ia memanggil perawat yang mencabut selang infus anaknya.

Tiga perawat datang menemui pelaku. Namun dua perawat disuruh keluar, hanya Christina Ramauli yang disuruh tinggal.

Pelaku lantas menanyakan kepada Christina Ramauli bagaimana caranya mencabut selang infus hingga menyebabkan pendarahan.

Belum sempat menjawab, Christina Ramauli langsung ditampar.

“Tidak hanya itu, dia juga memaksa perawat kami bersujud meminta maaf,” sambung Tata.

Saat korban berlutut minta maaf, pelaku justu menendang perut korban.

“Kami sempat menghalangi dan melerai, namun pelaku justru menarik rambut korban. Hingga petugas keamanan RS pun berdatangan dan mengamankan korban karena terluka dan memar,” jelas Tata.

Tata menambahkan, pelaku sempat mengatakan dirinya sebagai polisi.

“Kebetulan dalam kamar yang sama itu ada anggota polisi. Dia mencoba memperingatkan pelaku yang juga mengaku sebagai anggota polisi, untuk tidak main hakim sendiri,” bebernya.

Pelaku Bukan Polisi

Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel) Irjen Eko Indra Heri mengatakan pelaku bukan anggota Polri. Pelaku hanya mengaku-ngaku sebagai polisi.

“Tidak betul. Pelaku itu ngaku-ngaku sebagai anggota Polri,” tegas Irjen Eko.

Eko mengakui bahwa memang ada polisi yang berada di tempat kejadian perkara.

Polisi itu, kata dia, berusaha mencegah pelaku melakukan penganiayaan. Polisi itu meminta pelaku untuk tidak main hakim sendiri.

Anggota Polri tersebut merupakan keluarga pasien lain yang juga dirawat di RS Siloam Palembang.

“Anggota Polri yang melerai dan melarang untuk melakukan aniaya. Dia keluarga pasien yang kebetulan di TKP, pasien lain,” tandas Eko. 

Berita Lainnya

index