Situasi Bisa Makin Runyam, Varian Baru Yang Lebih Dahsyat Jadi Ancaman

Situasi Bisa Makin Runyam, Varian Baru Yang Lebih Dahsyat Jadi Ancaman
Warga Myanmar antre tabung oksigen. Ketidakpercayaan pada junta memperburuk situasi Covid-19 di negara tersebut. (Foto: AFP via Getty Images)

Riauaktual.com - Komite Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan masyarakat internasional, soal kemungkinan munculnya varian baru Covid-19 yang lebih berbahaya, ketimbang yang ada sekarang.

Situasi tersebut dapat membuat penanganan pandemi Covid-19 makin runyam. Apalagi, faktanya dunia masih berjuang keras menghadapi ancaman varian Delta, yang begitu cepat menular.

"Tak ada satu pun wilayah yang hampir usai menangani pandemi," demikian pernyataan Komite Darurat WHO, seperti dikutip AFP, Kamis (15/7).

Ketua Komite Darurat Didier Houssin mengungkap, tren saat ini sangat mengkhawatirkan.

"Ini adalah situasi dengan kewaspadaan tertinggi, setelah 1,5 tahun lalu WHO menyatakan pandemi Covid-19 sebagai situasi darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC). Kita kejar-kejaran dengan virus," papar Didier Houssin.

Situasi pandemi global kini didominasi oleh penyebaran varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta yang menyebar lebih cepat.

Didier Houssin mengingatkan, situasi yang lebih buruk bisa saja terjadi. Mengingat adanya potensi kemunculan berbagai varian baru, dengan risiko penularan yang lebih cepat dan sulit dikendalikan.

WHO menetapkan status varian dalam kategori patut mendapat perhatian atau variant of concern (VOC), apabila varian tersebut memiliki daya tular yang lebih cepat, lebih mematikan, atau memiliki potensi untuk meniadakan perlindungan vaksin.

"Pandemi yang menjadi tantangan global, menuntut kemampuan negara-negara dalam menavigasi tuntutan kesehatan, ekonomi, dan sosial dengan kondisi yang berbeda," imbuh komite tersebut.

Negara-negara dengan akses vaksin yang bagus dan memiliki sistem kesehatan yang baik, kini menghadapi desakan untuk mencabut berbagai pembatasan.

Di sisi lain, negara-negara dengan akses vaksin terbatas yang mengalami gelombang infeksi baru, kini tengah dihadapkan pada merosotnya kepercayaan publik, meningkatnya kesulitan ekonomi. Bahkan, dalam beberapa kasus, meningkatkan kerusuhan sosial.

Akibatnya, banyak negara memiliki langkah penanganan yang berbeda, yang menghambat pendekatan selaras untuk respon global.

"Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, dan meningkatkan kualitas ventilasi di ruang indoor mampu menekan risiko penularan," tandas Komite Darurat. 

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index