Muktamar NU Terasa Seperti Pilpres, Lawan Kesaktian Kiai Said, Gus Baha Mulai Ditampilkan

Muktamar NU Terasa Seperti Pilpres, Lawan Kesaktian Kiai Said, Gus Baha Mulai Ditampilkan
Kiai Baharudin Nursalim atau Gus Baha. (Foto: Istimewa)

Riauaktual.com - Panasnya situasi politik di Pilpres 2019 mulai menular ke NU. Jelang Muktamar NU ke-34, bursa perebutan kursi ketua umum PBNU makin panas. Kiai Said Aqil Siradj yang bakal maju lagi, mulai mendapatkan perlawanan. Tokoh muda NU mulai dimunculkan untuk melawan kesaktian Kiai Said. Salah satunya, ulama muda NU, Bahaudin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha.

Selain Kiai Said, sejumlah nama dijagokan untuk maju sebagai calon Ketua Umum PBNU dalam Muktamar NU yang bakal digelar 23-25 Desember mendatang, di Lampung. Mulai dari Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, Ketua PWNU Jawa Timur Marzuki Mustamar, hingga Abdul Ghofur Maimoen Zubair.

Menariknya, survei yang dilakukan Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) baru-baru ini, memunculkan nama-nama baru sebagai calon Ketua Umum PBNU. Salah satunya, yakni Gus Baha dengan elektabilitas 12,4 persen. Penilaian Gus Baha itu hanya beda tipis dengan elektabilitas yang dimiliki Kiai Said sebesar 14,8 persen. Sementara di posisi teratas, dipegang Marzuki Mustamar dengan 24,7 persen.

Direktur Eksekutif Indostrategic, Khoirul Umam mengatakan, kemunculan Gus Baha merupakan indikasi warga Nahdliyin yang ingin memberi kesempatan kepada kiai muda. Selain jawaban atas tradisi intelektual pesantren yang luntur beberapa waktu terakhir.

Siapa Gus Baha ini? Beliau merupakan putra dari KH Nursalim dan Yuchanidz Nursalim. Kiai asal Narukan, Rembang, Jawa Tengah ini, merupakan murid kesayangan almarhum Syaikhina KH Maimoen Zubair atau yang sering disapa Mbah Moen.

Nama Gus Baha mulai populer di media sosial. Mengingat, ceramah dan pengajiannya sering diunggah melalui Youtube. Keilmuannya yang luas, tetap dibarengi penampilannya yang sederhana. Bahkan, tidak sedikit publik figur yang menjadikannya sebagai panutan. Seperti Deddy Corbuzier atau Anang Hermansyah.

Apa tanggapan Gus Baha? Nasirul Mahasin, kakak kandung Gus Baha, menegaskan, adiknya itu tidak berminat untuk maju sebagai Ketua Umum PBNU. Gus Baha, kata dia, ingin fokus dalam berdakwah. Untuk Muktamar NU nanti, dirinya justru mendukung Marzuki Muktamar untuk maju. “Saya sebagai kakak tentu lebih ngeboti biar di pondok lah,” jawab Nasirul.

Sementara itu, Marzuki Mustamar yang kini dijagokan menjadi lawan berat Kiai Said itu, mengaku manut ke masyayikh jika diperkenankan maju dalam bursa caketum PBNU. “Terserah orang-orang, mau mereka suara seperti apa. Kami rumusnya manut masyayikh. Kalau masyayikh bilang A maka kader NU, seperti saya, Kiyai Said, Cak Imin, Gus Nusron, Gus Yahya, harus ikut. Begitu juga sebaliknya,” katanya sebagaimana dilansir dari RM.id.

Pengamat politik digital, Bambang Arianto menganggap wajar, nama Gus Baha sampai menjadi trending topic di era demokrasi digital. Dia menyebut, kata kunci Gus Baha banyak dibicarakan di platform media sosial. Pertama, karena bursa calon ketua umum PBNU cukup fenomenal.

Kedua, kemunculan nama Gus Baha dimaknai sebagai sentilan bagi kepemimpinan PBNU saat ini. “Sebab, bagaimanapun, tidak semua kebijakan pemerintah itu pro rakyat. Jadi diperlukan peran dari semua simpul gerakan masyarakat sipil salah satunya ormas NU untuk tetap kritis,” ulas Bambang.

Sementara itu, Koordinator Jaringan Muslim Madani (JMM) Syukron Jamal mengatakan, dinamika dan kontestasi menjelang Muktamar ke-34 NU merupakan hal yang wajar. “NU merupakan wadah organisasi yang sangat terbuka dan demokratis. Semua pihak punya kepentingan, bukan hanya warga Nahdliyyin itu sendiri,” kata Syukron.

Mantan aktivis PMII itu mengatakan, dinamika dan konstelasi jelang Muktamar harus tetap menjaga dan mengedepankan marwah NU dan para kyai atau ulama di dalamnya. Ia berharap, konstelasi yang terjadi lebih mengedepankan pada pertarungan ide dan gagasan, visi misi membawa NU semakin berperan baik di nasional maupun global sekaligus pada sisi lain menjawab berbagai tantangan keumatan.

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index