Sejumlah Anjing Mati Mendadak Di Mandalika

Sejumlah Anjing Mati Mendadak Di Mandalika

Riauaktual.com - Jelang perhelatan World Superbike (WSBK) Mandalika, Lombok Tengah, warga Dusun Ebunut menemukan sejumlah anjing peliharaan mereka mati mendadak. Warga pun menduga, anjing-anjing itu karena sengaja dibunuh dengan cara diracun.

Menanggapi hal itu, Ketua Animal Defenders Indonesia (ADI) Doni Herdaru mendesak pihak yang memberantas anjing-anjing tersebut untuk bertanggungjawab. Ia mengancam akan menempuh jalur hukum.

"Menggenjot ekonomi daerah dan nasional melalui pariwisata, entertainment dan olahraga, adalah penting. Namun hal tersebut tidak berarti boleh dilaksanakan dengan sembrono," ujar Doni sebagaimana dikutip dari Rm.id, Senin (22/11).

Menurutnya, pemberantasan anjing liar dengan cara yang diduga diracun menunjukkan Dinas Peternakan (Disnak) Lombok tidak mengedepankan animal welfare dalam menangani masalah.

"Tidak adanya acuan bagaimana preventif sehingga menempuh jalan destruktif seperti peracunan marak terjadi di berbagai wilayah, mulai dari NTB, Makassar, Bau-Bau, Bali, dan daerah-daerah lain. Yang korbannya tidak hanya anjing liar, tapi juga anjing-anjing berpemilik dan hewan-hewan karnivora lainnya," sesalnya.

Doni mengaku telah berkomunikasi dengan warga setempat yang menjadi saksi pemberantasan anjing-anjing tersebut. "Tubuh anjing-anjing ini membengkak dan sempat ditemukan mati," ungkap dia.

Sebelumnya, kata dia, laman website Disnak Pemprov NTB mencantumkan agenda pemberantasan anjing liar di sekitar sirkuit Mandalika.

"Ini tentu perlu kita pertanyakan, metode pemberantasan yang mereka lakukan seperti apa? Jika ucapan mereka mengatakan bahwa tidak ada budget untuk beli bius, lalu apakah meracun adalah solusi? Tentu tidak," beber Doni "Sirkuit tersebut tidak mengamankan wilayahnya dengan membangun security barrierkah? Lalu malah menghantam hewan-hewan yang sudah ada lebih dulu di sana?" imbuhnya.

Dirinya pun mengingatkan, jangan sampai kasus kematian anjing dan hewan lainnya di area sirkuit Mandalika terdengar oleh para pembalap dan penyelenggara utama World Superbike.

"Mereka tentunya tidak mau ajang balap mereka berlumuran darah anjing yang diracun oleh pihak yang mau mengambil jalan pintas," tutur Doni.

Karena itu, dia akan menempuh jalur hukum untuk menyeret pihak-pihak yang diduga meracuni anjing-anjing tersebut. "Mereka-mereka yang memutuskan untuk memberantas dengan racun, harus bertanggungjawab. Kami akan menempuh jalur hukum untuk ini," tegasnya.

Terpisah, Vice Presiden Corporate Secretary ITDC Miranti Nasti Rendranti mengatakan, pihaknya memang memiliki kewajiban menghalau anjing yang memasuki sirkuit, khususnya area paddock.

Sebab, hal itu akan mengganggu ketertiban dan keselamatan pembalap untuk jalannya event balap. Namun, Miranti menyebut, ITDC hanya memasang pembatas untuk menghalau anjing masuk ke sirkuit.

"Kami memasang pagar yang rapat di sekeliling agar anjing yang sudah dihalau tidak kembali masuk ke sirkuit," ungkapnya.

Sementara Kepala Dinas Pertanian, Lombok Tengah, Lalu Iskandar mengatakan tidak pernah mengeksekusi anjing di sekitar sirkuit dengan diracun. Yang ada, wacana menggunakan bius.

“Kita pernah rapat bersama tentang anjing itu. Cuma kan kesulitannya banyak Kita nggak punya bius, nggak punya apa-apa," kata Iskandar. “Setelah itu tidak ada tindak lanjut, tidak ada rapat-rapat lagi," beber Lalu.

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index