Riauaktual.com - Warga dan sejumlah Kapolsek Tebingtinggi Barat bersama anggotanya lari berhamburan saat jembatan Sungai Perumbi di Kepulauan Meranti, Riau ambruk. Jembatan yang diresmikan tahun 2002 itu ambruk Rabu (22/5) sekitar pukul 11.00 Wib.
Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Kurnia Setyawan mengatakan saat itu, Kapolsek Tebingtinggi Barat sedang berjaga di jembatan itu. Sebab, sebelumnya polisi mendapat informasi jembatan itu berbunyi dan mengakibatkan renggang.
"Setelah dapat info jembatan itu renggang, saya suruh kapolsek menjaga masyarakat ke situ. Nah, saat berjaga itu jembatan tiba-tiba ambruk, kaget juga anggota kita, karena gak nyangka jembatan bakal amblas," kata Kurnia.
Jembatan terlihat ambruk pada sisi barat. Bahkan di lokasi terlihat jembatan warna-warni itu ambruk dan masuk ke sungai.
"Anak-anak muda sering nongkrong di situ kalau sore dan malam, karena kan ada warna warni di jembatan itu. Jembatannya roboh jam 11 siang, warga sedikit yang lewat," ucap Kurnia.
Saat kejadian, Kapolsek Tebingtinggi Barat berteriak agar warga tidak melewati jembatan itu. Bahkan, Kapolsek berteriak agar pengendara yang melintas untuk mempercepat laju kendaraannya.
"Di video itu kan ada suara Pak Kapolsek teriak-teriak ke anggotanya juga, awas-awas lihat ada warga gak di situ. Untungnya tidak ada korban," jelas Kurnia.
Kurnia mengatakan jembatan itu diresmikan tahun 2002 lalu. Belum diketahui penyebab jembatan sepanjang 180 meter itu ambruk.
"Penyebabnya kami belum tahu. Kami masih menunggu pengecekan dari Dinas PU Riau," ujar Kurnia.
Jembatan tersebut menghubungkan antara wilayah Alai dan Selat Panjang. Lokasinya berada di Kecamatan Tebing Tinggi. Akibat ambruknya jembatan, akses kedua wilayah putus total. Polisi juga bersiaga di lokasi dan menutup akses kedua arah.
"Kantor Polres kan tak jauh dari situ. Jadi saat ini kami akan memfasilitasi ubtuk menyediakan kapal penyebrangan. Supaya warga bisa beraktivitas, sambil menunggu perbaikan," terang Kurnia.
Jika ingin melewati jalur darat, masyarakat yang akan melintas harus memutar lewat rute lain dengan durasi waktu 1 jam lebih. Sedangkan di lokasi polisi bersama pihak kecamatan juga membuat dermaga darurat untuk perlintasan.
"Anggota sudah di lokasi, jadi bersama tim kecamatan kita buat dermaga sementara untuk naik turun penumpang pakai kapal tradisional," pungkas Kurnia.