Peluncuran Maskot dan Jingle KPU Bengkalis Telan Anggaran Ratusan Juta, Dinilai Tidak Relevan

Peluncuran Maskot dan Jingle KPU Bengkalis Telan Anggaran Ratusan Juta, Dinilai Tidak Relevan
Kantor KPU Bengkalis

Riauaktual.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bengkalis baru-baru ini meluncurkan Maskot dan Jingle untuk pemilihan bupati dan wakil bupati pada Pilkada Tahun 2024. Maskot dan Jingle ini dikenal dengan sebutan 'Bang Kalis' yang merupakan singkatan dari Bangkitkan Pilkada yang Kondusif, Adil, Luber, dan Demokratis.

Maskot yang berbentuk seperti ikan terubuk ini diluncurkan dalam acara yang digelar di Lapangan Tugu Bengkalis pada Selasa (25/6/2024) malam. Namun, acara ini mendapat kritik tajam karena dinilai tidak relevan dan tidak memberikan edukasi yang signifikan kepada masyarakat Bengkalis.

Sekretaris KPU Bengkalis, Dodi, mengungkapkan bahwa KPU menganggarkan sekitar Rp200 juta untuk kegiatan peluncuran Maskot tersebut. "Anggaran kita lebih kurang Rp200 juta," ujarnya tanpa merinci penggunaan anggaran tersebut. Dana tersebut berasal dari hibah yang diterima KPU sebesar Rp51 miliar.

Direktur BAK Lipun, Abdul Rahman Siregar, mengkritik peluncuran Maskot dan Jingle yang dianggap tidak memberikan edukasi yang bermanfaat bagi masyarakat Bengkalis. "Peluncuran Maskot yang menelan anggaran Rp200 juta dengan mengundang artis sama sekali tidak berdampak terhadap sosialisasi Maskot Pilkada kepada masyarakat," tegasnya.

Abdul Rahman mempertanyakan transparansi KPU terkait penggunaan anggaran untuk mengundang artis. "Kita minta KPU terbuka, berapa anggaran yang dikeluarkan untuk artis itu, edukasinya apa untuk pemilih masyarakat Bengkalis? Untuk apa artis? Siapa artisnya? Siapa Event Organizernya? LSM dan organisasi kemasyarakatan tidak diundang saat kegiatan, jadi tidak ada yang memantau," ungkapnya.

Menurutnya, penggunaan anggaran KPU Bengkalis harus benar-benar tepat sasaran, mengingat KPU Bengkalis pernah menjadi sorotan publik akibat kasus korupsi yang melibatkan ketua KPU sebelumnya. Abdul Rahman mengingatkan bahwa BAK Lipun pernah mengkritisi KPU terkait persoalan penyiaran debat di televisi yang tidak memiliki kapabilitas, yang akhirnya berujung pada mark up dan penggelembungan anggaran.

"Kami ingin tahu penggunaan anggarannya. Terbuka saja, memang ada yang perlu dibuka dan ada yang tidak. Yang perlu dibuka seperti ini (peluncuran Maskot), ini tidak ada edukasi, artis untuk apa? Pesannya apa dengan mendatangkan artis?" pungkas Abdul Rahman.

Berita Lainnya

index