Penanganan Kebakaran di Komplek Perkantoran Walikota Pekanbaru Dievaluasi

Penanganan Kebakaran di Komplek Perkantoran Walikota Pekanbaru Dievaluasi
Kondisi Gedung Lipat Kajang Perkantoran Walikota Pekanbaru pasca terbakar

Riauaktual.com - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, menyerahkan sepenuhnya penyelidikan ke pihak kepolisian terkait penyebab kebakaran di Komplek Perkantoran Walikota Pekanbaru, Tenayan Raya yang terjadi beberapa hari lalu. 

Pemko Pekanbaru juga mengevaluasi penanganan bencana kebakaran yang terjadi pada Gedung Lipat Kajang tempat beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemko Pekanbaru berkantor. Hal ini jadi catatan setelah 

petugas di lapangan juga kesulitan melakukan pemadaman api yang membakar bagian atas gedung B9 pada Jumat, (20/9) kemarin. Gedung itu ditempati oleh beberapa OPD, diantaranya Dinas Perhubungan, Dinas PUPR, dan Dinas Perkim.

Pj Walikota Pekanbaru Risnandar Mahiwa, tidak menampik bahwa proses pemadaman kebakaran terkendala oleh sumber air. Ia menilai hal itu jadi catatan dalam penanganan kebakaran di komplek perkantoran.

Kebakaran gedung perkantoran ini adalah yang kedua terjadi di Komplek Perkantoran Pemerintah Kota Pekanbaru. Kejadian sebelumnya menimpa Kantor BPKAD Kota Pekanbaru pada Agustus 2024.

"Terkait dengan air hydrant dan lain sebagainya, saya minta kita bahas ini," kata Risnandar Mahiwa, Senin (23/9). 

Dirinya bakal mempertanyakan kondisi alat penunjang penanganan bencana kebakaran yang tidak berfungsi. Ia menyayangkan tim kesulitan mencari sumber air sehingga dampak kebakaran jadi lebih besar.

"Memang ada sedikit permasalahan soal sumber air pemadaman, tapi Alhamdulillah ada sumber air belakang kantor tersebut," terangnya. 

Ia memaklumi saat pemadaman sempat terjadi kepanikan. Namun ia memastikan proses pemadaman akhirnya berhasil dilakukan setelah beberapa jam petugas pemadam kebakaran berjibaku menjinakkan api. 

Api membakar bagian atap sejak pukul 11.40 WIB. Lantai empat gedung itu juga terbakar karena api menjalar ke lantai lainnya. Kondisi ini karena petugas sempat kehabisan air ketika melakukan pemadaman.

Mereka mengambil air di sumber terdekat yakni bundaran komplek perkantoran itu. Petugas juga melakukan proses loading air dari danau di belakang gedung B9 yang terbakar.

Mobil damkar terpaksa mengambil air dari dua sumber itu lantaran hydrant depan kantor tidak berfungsi. Mereka tidak bisa memakai hydrant yang ada di bagian depan kantor sehingga harus mengambil air dari sumber lain.

Berita Lainnya

index