Riauaktual.com - Dua teroris Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) terpaksa dilumpuhkan oleh anggota Datasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror setelah sebelumnya terlibat baku tembak.
“Dua orang terduga teroris meninggal dunia dalam insiden itu,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul melalui keterangan tertulis, Senin (30/10).
Kelompok bersenjata tersebut adalah anggota Jamaah Ansharut Tauhid atau yang juga disebut kelompok Munandar.
Baku tembak itu terjadi sekitar pukul 09.45 Wita di Gunung Mawu Rite, wilayah perbatasan Kota Bima dengan Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima.
Setelah dilakukan penelusuran, kedua terduga teroris itu berkaitan dengan penyerangan polisi di Bima pada Senin (11/9) lalu.
“Pelaku diduga yang melakukan penembakan terhadap anggota Polri di Bima pada 11 September 2017 lalu,” ungkap Martinus, sebagaimana dikutip dari pojoksatu.id.
Sementara, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan terduga teroris yang ditembak di Bima, NTB, terkait dengan jaringan JAT.
“Terduga teroris yang tertembak Amir alias Dance dan Yaman,” kata Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Senin (30/10).
Setyo mengatakan Amir adalah seorang buron yang diduga terkait dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah.
“Sedangkan, Yaman diduga anggota kelompok Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) pimpinan Munandar,” tutup dia.
Sebelumnya dua anggota Polres Bima Kota ditembak secara terpisah.
Kedua korban adalah Bripka Jainal, anggota satuan Sabhara dan Bripka Gafur anggota Polsek langgudu.
Mereka ditembak seusai mengantar anak mereka dari sekolah di lokasi berbeda.
