Riauaktual.com - Belasan guru itu berkorban begitu besar. Demi mencerdaskan anak-anak Papua, mereka rela tinggal di pedalaman Kabupaten Mimika yang begitu terpencil. Sayang, pengorbanan tersebut berbalas penyanderaan, bahkan pemerkosaan.
Pelakunya adalah Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di sana. Guru-guru yang mayoritas pendatang itu disekap di Kampung Aroanop, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika. Penyelamatan membutuhkan waktu lama karena medan yang sulit.
Komandan Satuan Tugas Terpadu Penanggulangan KKSB Kolonel Infanteri Frits W.R. Pelamonia menyatakan, 18 guru menjadi korban penyanderaan. Sebanyak 13 di antaranya kemarin (19/4) berhasil dievakuasi. Sisanya akan dievakuasi hari ini karena kemarin helikopter yang mengangkut tidak mencukupi.
Para guru itu terdiri atas guru PNS, guru kontrak, dan guru yang merupakan mahasiswi Kolese Pendidikan Guru (KPG) PGSD Universitas Cenderawasih. Mahasiswi itu sedang menjalani program pengalaman lapangan (PPL). “Saat ini kondisi kampung di atas (Aroanop) aman, terkendali,” kata Frits kepada Radar Timika (Grup Pojoksatu) kemarin.
Pasukan pengamanan dari TNI-Polri yang dikerahkan, lanjut Frits, berhasil mengambil alih kampung yang sebelumnya dikuasai KKSB. Setelah memukul mundur separatis, TNI mengejar mereka ke dusun-dusun berbukit yang ada di sekitar Aroanop seperti Dusun Omponi, Ombani 1, Ombani 2, Ainggigi 1, Ainggigi 2, dan Ainggogin.
Frits menjelaskan, penyanderaan dilakukan Kamis pekan lalu (12/4). TNI baru menerima laporan sehari berikutnya. Sabtu TNI-Polri langsung menyusun rencana operasi pembebasan.
TNI dikerahkan terlebih dahulu untuk membuka jalan. Karena medan yang berat, dari Tembagapura, dibutuhkan waktu dua hari untuk sampai di Aroanop.
Frits mengungkapkan, timnya bergerak sejak Selasa dini hari (17/4). Sebenarnya jalur udara bisa lebih cepat sampai ke Aroanop. Namun, jalur darat dipilih untuk menyisir keberadaan KKSB. Bersama 49 anak buahnya, Frits masuk Aroanop sekitar pukul 05.30 WIT kemarin.
“Pasukan saya bisa masuk ke Aroanop, memukul mundur KKSB, dan mengevakuasi guru dan masyarakat,” ungkapnya.
Setelah masuk Aroanop, Frits bersama pasukannya melakukan penyisiran untuk memastikan tidak ada lagi KKSB. Dengan begitu, helikopter bisa mendarat dan terbang dari sana tanpa gangguan.
Langkah itu dilakukan paralel sambil memberikan arahan kepada masyarakat dan para guru di kampung tersebut. Arahan disampaikan langsung oleh Frits. Tujuannya, masyarakat tenang. Dia pun menjelaskan, dirinya sudah memerintah beberapa anak buahnya untuk mengejar KKSB yang beraksi di Aroanop.
Sumber : pojoksatu.id
