Riauaktual.com - Pemerintah Venezuela mengumumkan akan menggelar pawai besar pada hari Selasa, untuk memprotes campur tangan AS di negara itu.
Itu merupakan respon Caracas atas laporan bahwa para pejabat AS telah bertemu secara diam-diam dengan perwira militer Venezuela untuk membahas rencana menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.
"Amerika Serikat mengakui telah bertemu setidaknya tiga kali dengan para pemimpin kudeta militer untuk melakukan kudeta", kata Diosdado Cabello, ketua Majelis Konstituante yang mengelola negara itu.
Sebelumnya, CNN melaporkan bahwa pejabat AS bertemu bebrapa kali dengan para pemimpin militer yang menginginkan kudeta, namun mereka memutuskan untuk tidak mendukung ide itu.
Meski rencana kudeta gagal dan AS tidak memberikan dukungan, namun pertemuan itu dilihat sebagai sesuatu yang membahayakan bagi pemerintah Venezuela.
Menteri Luar Negeri Jorge Arreaza mengatakan di Twitter bahwa tidakan akan AS mendorong dan mempromosikan tindakan kekerasan ekstremis, dan itu "benar-benar tidak dapat diterima dan tidak dapat dibenarkan."
Hubungan diplomatik antara Venezuela dan Amerika Serikat goyah sejak mantan presiden sosialis Hugo Chavez berkuasa pada 1999-2013. Chaves meninggal pada tahun 2013 dan digantikan oleh Maduro.
Baik Chavez dan Maduro telah berulang kali menuduh Washington melakukan persekongkolan dan upaya pembunuhan.
