Riauaktual.com - Polisi terus melakukan penyidikan peristiwa pembunuhan Haryati, seorang janda beranak satu yang ditemukan tewas di dalam kardus. Di lokasi terlihat, sejumlah personil polisi berpakaian preman dari Polda Metro Jaya dan Polsek Pamulang masih berada di lokasi kejadian.
Sementara itu, sejumlah tetangga mulai khawatir. Karena, rumah mereka saling menempel dengan lokasi ditemukan jasad korban yang hanya dipisahkan oleh tembok. Bahkan setelah dipel dengan kopi dan detergen, bau busuk mayat Haryati itu tidak juga hilang. Bahkan semakin bau.
"Jangan gangguin kita, kita mah enggak salah. Waktu hidup saja enggak pernah menyapa empok, mati mau ganggu gua, enggak gua alem," kata Yati (37), tetangga kontrakan kekasih Haryati, saat ditemui di Jalan Kebantenan, RT03/08, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, sebagaimana dikutip dari Okezone.com, Ahad 30 Agustus.
Bersama dengan anak pemilik kontrakan, Yati pun tampak bersumpah serapah terhadap korban. Mereka meminta, arwah korban jangan pernah mengganggu-ganggu mereka.
"Jangan kayak orang primitif, dia ke sini saja kita gak tahu. Pergi, pergi saja. Semoga husnul khotimah. Sempat ngimpi ya kagak lah, paling ke sodaranya. Tadi sodaranya ke sini, si Tini. Mungkin (Tini) dimimpiin," sambungnya.
Sejak peristiwa tersebut, Yati langsung mengungsi dari rumahnya. Dia mengaku tidak tahan dengan bau busuk dari rumah tetangganya yang sangat menyengat.
Sedangkan Imey, tetangga lainnya hingga hari ini masih bertahan. Pasalnya, suaminya masih dimintai keterangan sebagai saksi oleh petugas kepolisian dari Polsek Pondok Aren.
Dalam bangunan permanen tersebut, ada tiga petak rumah. Yati menempati rumah paling pojok kanan dari belakang masjid. Sedang yang menempati rumah pojok kiri Imey. Mayat korban ditemukan di rumah tengah.
Rumah lokasi pembunuhan tampak sudah diberi garis polisi. Lampu dalamnya dibiarkan tetap menyala, dan pintu depannya tertutup rapat.
