Current Date: Selasa, 16 Desember 2025

Andi Arief Ungkap Fakta Baru, Moeldoko Bawa Map Minta Ketum Demokrat ke SBY

Andi Arief Ungkap Fakta Baru, Moeldoko Bawa Map Minta Ketum Demokrat ke SBY
Moeldoko menghadiri KLB Demokrat di Sumut (ist)

Riauaktual.com - Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief membuat fakta mengejutkan, ternyata Moeldoko pernah menghadap SBY dengan membawa map meminta posisi ketum Demokrat.

Pernyataan tentang Moeldoko ini disampaikan Andi Arief melalui akun Twitternya @Andiarief_, Selasa malam (30/3).

“Pertama, menghadap SBY gunakan baju TNI lengkap 2014 meminta marzuki ali jadi sekjen kongres Demokrat. Kedua, setelah pensiun menghadap SBY membawa map meminta posisi ketum Demokrat,” kata Andi Arief sebagaimana dikutip dari Pojoksatu.id.

Andi Arief juga menyebut KSP Moeldoko berbohong lagi soal sikap Moeldoko yang mengaku konsisten menjaga demokrasi karena hal itu melekat di hati dan darah daging KSP Moeldoko.

Sebelumnya, KSP Moeldoko kembali buka suara soal KLB Partai Demokrat. Kali ini Moeldoko berbicara mengenai tuduhan dan juga kapasitasnya sebagai sipil yang menjaga demokrasi.

Pernyataan Moeldoko ini disampaiakan melalui akun Instagram @dr_moeldoko, Selasa sore (30/3) atau sesaat lalu.

Pernyataan ini seolah-olah menanggapi Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menggelar konferensi pers pada Senin sore (29/3).

Berikut pernyataan KSP Moeldoko yang diunggah berupa video dan pernyataan tertulis di akun Instagramnya.

“Ini Moeldoko tidak pernah berubah dan tidak akan pernah berubah. Kita perlu kritis melihatnya. Tuduhan itu tergantung bagaimana konteksnya dan siapa yang berbicara,” jelasnya.

KSP Moeldoko yakin Prajurit TNI tidak akan mudah diprovokasi, karena selama dia memimpin, dia selalu menanamkan kebajikan juga kesejahteraan dan profesionalisme.

Dan tidak pernah dia membuat prajurit merintih, dan seluruh prajurit tahu tentang itu.

“Pilihan saya ini adalah hak politik saya sebagai seorang sipil. Ketika saya bertugas di militer, tugas saya mengawal stabilitas dan juga demokrasi,” katanya.

Ketika bertugas sebagai Panglima TNI, tugas besar yang dia lakukan adalah bagaimana menjaga stabilitas dan mengawal jalannya demokrasi yang dinamis.

TNI bermain di ruang sempit, tetapi dengan seni kepemimpinan, situasi itu dia hadapi. Dan pada pemilu 2014, semuanya telah berjalan dengan baik.

“Saat ini, saya sebagai sipil, saya tetap konsisten dengan tugas tersebut. Yaitu tugas menjaga demokrasi yang telah melekat di hati saya. Mengalir dalam darah saya,” katanya.

“Ada orang-orang yang berpolitik dengan cara-cara mencari perhatian dan membonceng kanan-kiri, mengorbankan jiwa nasionalismenya, jiwa Pancasilanya. Padahal tidak ada yang menggubrisnya,” jelasnya lagi.

Menurutnya, dia tidak seperti itu. Dia tidak pernah mengemis untuk mendapat pangkat dan jabatan. Apalagi, menggadaikan yang selama ini dia perjuangkan.

“Saya konsisten, saya rela mempertaruhkan leher saya untuk terus menegakkan Pancasila dan berkibarnya Merah Putih. Tetapi, jika ada yang berusaha merusak ke Indonesiaan kita. Saya akan berdiri memimpin untuk meruntuhkannya,” kata KSP Moeldoko. 

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index