Riauaktual.com - Kabar duka datang dari Palestina. Warga yang lagi khusyu shalat taraweh di Masjid Al Aqsa dibombardir dan diberondong tembakan oleh pasukan Israel. Puluhan orang luka-luka. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang selama ini ompong ke Israel, kembali diminta menindak tegas tegas iblis nyata di dunia ini.
Kejadian itu terjadi Jumat (7/5) malam. Menurut informasi dari video-video yang disebar aktivis sosial asal Indonesia, Abdillah Onim di laman Instagramnya, kejadian itu terjadi saat warga Palestina sedang melaksanakan shalat taraweh.
Dari awal, tanda-tanda pasukan Israel bakal menyerang sudah mulai tercium. Pasukan Israel yang menjaga kompleks Masjid Al Aqsa bertambah banyak dari biasanya. Benar, kejadian tidak mengenakan terjadi. Belum sempat memasuki rakaat akhir Shalat Taraweh gemuruh letupan tembakan terdengar jelas dan berkala. Suara itu terdengar dari arah kelompok pasukan Israel yang berjaga di luar masjid.
Tanpa basa basi, pasukan iblis Israel mengarahkan pistol berisikan peluru karet dan gas air mata ke arah jemaah. Sehingga kepulan asap terlihat jelas dari rekaman video yang dibagikan Onim. Dari bilik kepulan asap tersebut, sejumlah jemaah berhamburan menyelematkan dirinya masing-masing.
Sedangkan jemaah yang berada di dalam masjid, rela untuk tidak keluar agar tidak tertembak. Ketika suara letupan pistol kembali berbunyi, mereka sedikit menjauh sembari berteriak takbir dan tahlil: Allahu Akbar, La Ilaahai Llallah.
Parahnya lagi, pasukan Israel memaksa masuk barisan shalat jemaah. Jemaah pun berhamburan dan berlindung di tiang-tiang masjid. Sementara, jemaah perempuan ketakutan hingga mereka saling berpelukan satu sama lain. Kendati demikian, gema takbir tetap terdengar jelas dari lisan para kaum hawa itu.
Rekaman dari sisi luar masjid yang dibagikan Onim tidak kalah mencekam. Tak tahu apa yang ada di otak pasukan Israel, mereka masih terus membidik warga Palestina yang terjebak di dalam masjid. Suara letupan senapan sering kali terdengar hingga sesekali pencahayaan api dari peluru karet menyinari bagian dalam Masjid Al Aqsa. Klinik Masjid Al Aqsa pun tidak terlepas dari serangan dan mengalami kerusakan.
Akibat serangan tersebut, kantor berita Palestina, WAFA, mencatat setidaknya terdapat 200 warga Palestina yang terluka. Kebanyakan dari mereka terluka di mata dan wajah akibat peluru karet dan granat setrum.
Berdasarkan data yang dilaporkan Tim Aksi Cepat Tanggap Palestina, rentetan kejadian berawal sejak Kamis (6/5) pukul 03.00 waktu setempat di perumahan Sheikh Jarrah Yerusalem Timur. Pasukan Israel mengusir warga Palestina dari rumah mereka untuk ditempati warganya.
Akibat dari kejadian ini, kurang lebih 500 warga Palestina di Yerusalem Timur terancam tidak memiliki tempat tinggal. Dalam insiden ini juga, pasukan Israel menangkap 15 warga.
Keesokan hari, Jumat (7/5) warga Palestina berkumpul untuk memperingati ‘Jumat Terakhir’ di bulan Ramadan. Mereka melakukan shalat Jumat berjamaah dan aksi protes terhadap tindakan semena-mena Israel.
Kurang lebih 70.000 orang berkumpul di Masjid Al Aqsa untuk melaksanakan shalat Jumat dan melakukan orasi, dengan menggaungkan kembali hak-hak warga Palestina di Yerusalem yang kerap dirampas oleh Israel.
Bagaimana respons dunia terkait hal ini? PBB mendesak Israel untuk membatalkan penggusuran paksa di Yerusalem Timur yang diduduki. Kejahatan perang bisa saja terjadi jika Israel bersikeras melakukan tindakannya.
“Kami meminta Israel untuk segera membatalkan semua penggusuran paksa,” tegas Juru Bicara kantor hak asasi PBB, Rupert Colville kepada wartawan di Jenewa, seperti dikutip laman Aljazeera, kemarin.
Dia menekankan, kekuatan pendudukan tidak dapat menyita properti pribadi di wilayah pendudukan.
“Kami ingin menekankan Yerusalem Timur tetap menjadi bagian dari wilayah Palestina yang diduduki, di mana hukum humaniter internasional berlaku,” terang Colville, melanjutkan.
Di sisi lain, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan, negaranya sangat prihatin tentang kekerasan yang dilakukan militer Israel terhadap warga Palestina.
“Tidak ada alasan untuk melakukan kekerasan, pertumpahan darah seperti itu sangat mengganggu sekarang pada saat hari-hari terakhir Ramadan,” jelas Juru Bicara Deplu AS Ned Price.
Dia menambahkan serangan Jumat malam oleh tentara Israel tidak dapat diterima. “Dengan tegas kami mengecamnya,” terang Price.
Sumber: RM.id
