Riauaktual.com - Penghuni panti jompo Khusnul Hotimah, Pekanbaru, protes terkait pelayanan yang ada di panti jompo. Selain hal tersebut, mereka menilai atau menduga bantuan dari masyarakat banyak dijual dan dananya tidak jelas.
Nurmayar salah seorang penghuni panti jompo menyebut, ada banyak perubahan sejak 2 bulan terakhir. Terutama terkait bantuan yang kerap dijual oleh pengurus dari Unit Pelayanan Terpadu Panti Jompo Khusnul Khotimah Pekanbaru.
"Kami mau tanya, biasa ada bantuan, biasa ada susu dan beras. Tetapi sekarang tidak ada lagi. Ada juga bantuan orang, dijuallah sama mereka (pegawai)," ungkap Nurmayar di kantor Dinas Sosial Riau, Kamis (3/6/2021)
Nurmayar mengatakan, bantuan masyarakat itu biasa diserahkan kepada penghuni di panti jompo. Namun belakangan, bantuan sudah tidak pernah diterima para penghuni yang tinggal di panti jompo milik pemerintah itu.
"Ada beras dijual, kami tidak dikasih. Biasa kalau ada bantuan dijual, kami juga dapat bagian. Ada bantuan baju bagus-bagus itu diambil sama pegawai, sisa dikasih sama kita," ungkap wanita berusia 71 tahun tersebut.
Bukan hanya soal bantuan, para penghuni mengaku kerap mendapat ancaman saat protes. Mereka diancam dikeluarkan dari panti dengan kata-kata kasar.
"Kalau tanya kita diancam, dibilang 'keluar saja dari panti'. Itu diancam-ancam pakai kata-kata kasar, kami orang tua diancam. Ini baru pertama kali sejak 9 tahun saya tinggal di panti," katanya.
Penghuni panti lainnya, Nurlina mengaku kedatangan mereka karena sudah sangat kecewa dengan pelayanan di panti jompo. Ada puluhan orang kecewa, namun tidak berani melapor karena diancam.
"Kami banyak, nggak berani datang. Takut karena diancam, jadi cuma nangis saja di panti, ada juga yang sakit," imbuh Nurlina.
Selain diancam di panti jompo, mereka juga diancam saat mendatangi kantor Dinas Sosial Riau di Jalan Sudirman Pekanbaru. Beberapa pegawai tiba-tiba menghampiri wartawan yang sedang wawancara dan langsung marah-marah.
Pegawai dengan baju oranye marah dan tak terima saat wartawan wawancara soal kondisi di panti jompo. Bahkan wawancara akhirnya terhenti jelang pertemuan dengan kepala dinas.
Keluhkesah enam perwakilan panti jompo turut disampaikan langsung pada Kepala Dinas Sosial Riau, Tengku Zul. Ia meminta penghuni panti untuk bersabar.
"Bantuan yang dijual memang salah satu alasan yang disampaikan tadi. Makanya sudah cukup karena ada anggaran dari APBD. Itu teknis dari UPT (bantuan dijual)," sebut Tengku Zul.
Tengku Zul memastikan akan menyelidiki masalah yang terjadi di panti jompo yang dihuni 67 orang tersebut. Di mana 37 orang penghuni wanita dan sisanya laki-laki. (JA)
